Iyas bin Muawiyah

Seorang pria datang menemui Iyas bin Muawiyah seorang Qodi atau hakim yang sangat terkenal dengan keadilan dan kejeniusannya. Lalu terjadilah percakapan berikut ini :

Pria : ” Jika aku memakan kurma, apakah aku akan mendapat hukuman?”
Sang Qodi : “Tidak.”
Pria : “Jika aku meminum air, apakah aku akan mendapat hukuman?”
Sang Qodi : “Tidak.”
Pria : “Lantas mengapa minuman hasil perasan kurma menjadi haram, padahal itu adalah campuran kurman dan air, yang keduanya merupakan barang yang halal ?”
Sang Qodi : “Jika aku melemparimu dengan segenggam tanah, apakah kamu akan merasa kesakitan ?”
Pria : “Tidak.”
Sang Qodi : “Jika aku menyiramimu dengan seember air, apakah tulangmu akan ada yang patah ?”
Pria : “Tidak.”
Sang Qodi : “Jika aku mencampur tanah dengan seember air air lalu aku keringkan di bawah panas matahari, kemudian setelah kering dan mengeras jika aku timpakan hasil campuran tanah dan air tadi ke atas kepalamu, apa yang akan terjadi ?”
Pria : “Kepalaku bisa remuk.”
Sang Qodi : “Seperti itu pulalah perumpamaan mengapa air dan kurma yang semula halal bila dicampur lalu menghasilkan khamar yang memabukkan dan hukumnya menjadi haram.”

Imam Syafi’i RA

Abdullah bin Al Hakam berkata kepada Imam Syafi’i tatkala beliau datang ke Mesir : “Kalau anda ingin tinggal di Mesir, anda harus mempunyai persediaan makanan selama satu tahun, dan harus mempunyai relasi  dengan pengusa yang dapat anda banggakan. Lantas Imam Syafi’i menjawab : ” Wahai Abu Muhammad, siapa saja yang ketaqwaannya kepada Allah tidak menjadikan dirinya mulia, maka tidak ada kemulian baginya, aku dilahirkan di kota Gaza, tumbuh dewasa di Hijaz, dan kami tidak mempunyai persediaan makanan untuk satu malam pun, akan tetapi kami tidak pernah seklaipun kelaparan.”

Umar bin Khattab

Suatu hari, datanglah beberapa utusan dari Kekaisaran Romawi ke kota Madinah untuk menemui Khalifah Umar bin Khattab RA. Dalam benak mereka terbayanglah sosok Khalifah Umar bin Khattab RA yang akan mereka temui adalah seorang raja yang sedang duduk di atas singgasananya dalam sebuah istana yang megah dan mewah serta dikelilingi oleh para pengawal dan pasukan yang banyak. Karena mereka tidak mengetahui di mana istana Khalifah Umar, maka mereka bertanya kepada salah seorang yang mereka temui di jalan dan memintanya untuk menuntun mereka untuk menemui Khalifah Umar. Lalu sampailah mereka di suatu tempat yang terdapat sebuah pohon kurma, lalu sang penunjuk jalan berkata : “Inilah Khalifah Umar pemimpin kami yang anda ingin temui.” Terperanjatlah para utusan itu karena yang mereka lihat adalah seseorang yang sedang tidur sendirian di bawah pohon kurma, hanya mengenakan pakaian yang sangat sederhana tanpa seorangpun pengawal di sampingnya. Maka mereka berkata :

حَكَمْتَ فَعَدَلْتَ فَأَمِنْتَ فَنِمْتَ يَا عُمَرُ

“Engkau berkuasa, lalu engkau adil, maka engkau menjadi aman dan tertidurlah engkau wahai Umar.”